Download kitab Al Ghunyah
klik link dibawah ini :
KITAB FATHUR ROBBANI TERJEMAHAN
Pusat Kitab Hikmah klasik, Buku Hikmah, kitab Terjemahan, Buku islam, kitab Pesantren serta Buku Amalan Doa, wirid, Asma, Hizib dan Qosam
Download kitab dan Buku Biografi Para Ulama dan Para Tokoh
klik link dibawah ini :
KELUARGA NABI DAN 30 SAHABAT NABI
KISAH SAYYIDINA ABU BAKAR AS SHIDDIQ
KISAH SAYYIDINA UMAR BIN KHATAB
KISAH SAYYIDINA USMAN BIN AFFAN
KISAH SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB
Download kitab kumpulan Dzikir pagi dan petang
klik link dibawah ini :
kitab kumpulan Dzikir pagi dan Petang
Kumpulan Terjemahan kitab dan Buku islam Pesantrenan
klik link dibawah ini :
Download Terjemahan Kitab Minhajul Abidin Imam Ghazali
klik link dibawah ini :
kitab Minhajul Abidin imam Ghazali
Menguak Penulis Kitab Minhajul ‘Abidin Sebenarnya, Imam Al-Ghazali atau Bukan?
Siapa tak kenal Imam Al-Ghazali, ulama besar yang hidup pada abad kelima Hijriah ini turut mewarnai dunia intelektual, serta mempengaruhi dan mengilhami banyak pemikir baik dari kalangan umat Islam maupun nonmuslim. Bahkan hingga sekarang, pemikirannya tak berhenti dikaji baik di berbagai ruang diskusi di berbagai penjuru dunia. Ulama yang lahir dengan nama Muhammad ini sangat produktif mengabadikan pemikirannya di berbagai bidang ilmu. Salah satu yang hingga kini masih intens dikaji terutama di pesantren-pesantren adalah karyanya dalam bidang tasawuf yang berjudul Minhajul ‘Abidin.
Belakangan kitab Minhajul ‘Abidin ramai diperbincangkan. Bukan isi kandungannya, namun justru sisi paling fundamental dari sebuah karya ilmiah, yaitu siapa sebenarnya penyusun kitab tersebut. Hampir semua sepakat bahwa kitab tersebut adalah karya Imam Al-Ghazali, namun sebagian orang beranggapan sebaliknya. Isu tentang validitas nama Al-Ghazali sebagai penulis kitab tersebut sebenarnya sudah muncul sejak dahulu. Ibnu ‘Arabi yang pertama kali mencuatkan isu tersebut. Sufi berjuluk As-Syaikhul Akbar tersebut dalam Muhadharatul Abrar wa Musamaratul Akhyar menceritakan kurang lebih demikian:
إن الشيخ أبا الحسن علي بن خليل السبتي كان عالما بالحقيقة، عارفا، مخمول الذكر رأيته ببستة وتباحثت معه ورأيت له تصانيف، منها منهاج العابدين الذي يعزى للعزالي، وليس له
Artinya “Syekh Abul Hasan ‘Ali bin Khalil adalah orang yang ma’rifat. Ia mengetahui ilmu hakikat. Ia sosok yang tak banyak dikenal orang. Aku melihatnya di Bastah dan berdiskusi dengannya. Aku melihat beberapa karangannya. Di antaranya adalah Minhajul ‘Abidin yang masyhur dinisbatkan pada Al-Ghazali, padahal bukan karangannya.” (Murtadha Zabidi, Ithafus Sadatil Muttaqin, [Beirut: Darul Kutubil ‘Ilmiyyah], juz I, halaman 59).
Statement ini kemudian dikutip oleh Sayyid Murtadha Zabidi dalam Ithaf-nya dan juga oleh Sayyid Ahmad bin Al-Ma’mun Al-Balghitsi dalam Al-Ibtihaj.
Sayyid Murtadha Zabidi tampak sepakat dengan Ibn ‘Arabi. Ia mengatakan, “Tajuddin As-Subki tidak menyebut Minhajul ‘Abidin dalam daftar karangan Al-Ghazali”. Sayyid Ahmad Al-Balghitsi bahkan dengan tegas menyebut Minhajul ‘Abidin bukan karya Al-Ghazali.
Tajuddin As-Subki memang memiliki karya yang memuat biografi ulama Syafi’iyyah berjudul Thabaqatusy Syafi’iyyah. Al-Ghazali termasuk salah satu tokoh yang dimuat di dalamnya, bahkan dengan paparan yang cukup panjang. Memang ketika menjelaskan biografi Al-Ghazali, As-Subki menyebut daftar kitab karya Al-Ghazali, tapi tidak mencantumkan kitab Minhajul ‘Abidin. Namun, ketika menceritakan biografi Al-Bukhari, pengarang Shahih Bukhari, As-Subki mengutip syair dalam Minhajul ‘Abidin dan menisbatkan kitab tersebut pada Al-Ghazali. (Tajuddin As-Subki, Thabaqatusy Syafi’iyyah Al-Kubra, [Dar Hajr: 1992], juz II, halaman 231).
Namun begitu, Dr. Mahmud Mushthafa Halawi, muhaqqiq kitab Minhajul ‘Abidin, mengungkapkan beberapa bukti dan alasan bahwa kitab Minhajul ‘Abidin adalah karya Al-Ghazali:
para penulis yang menceritakan biografi Al-Ghazali mencatat kitab ini sebagai bagian dari hasil karya beliau;
beberapa manuskrip yang ada menyebut Al-Ghazali sebagai pengarang kitab tersebut, dan dalam pembukaannya dijelaskan bahwa kitab tersebut didiktekan oleh Al-Ghazali pada muridnya yang bernama ‘Abdul Malik, dan Kitab ini adalah karya terakhir dari Al-Ghazali;
dalam kitab Minhajul ‘Abidin terdapat beberapa isyarat dengan menyebut beberapa karya Al-Ghazali terdahulu;
hadits-hadits dalam kitab Minhajul ‘Abidin mayoritas terdapat pada ‘Ihya’ Ulumiddin;
validitas statement Ibn ‘Arabi dipertanyakan;
Abul Hasan, orang yang menurut Ibn ‘Arabi adalah pengarang Minhajul ‘Abidin, adalah seorang sufi yang tampak menganut paham hulul, yang mana sangat jauh dengan isi kandungan kitab itu sendiri;
banyak yang berpendapat Minhajul ‘Abidin adalah karya Al-Ghazali, sedangkan Ibn ‘Arabi seorang diri mengatakan kitab tersebut bukan karya Al-Ghazali.
Dr. Mahmud Mushthafa juga mengungkapkan kemungkinan lain, yakni mungkin saja saat bertemu Abul Hasan As-Sabti, Ibn ‘Arabi baru mengetahui ada kitab yang disebut karya Al-Ghazali yang berjudul Minhajul ‘Abidin, namun belum pernah membacanya. Sehingga ketika mengetahui ada karya Abul Hasan dengan judul yang sama, ia berkesimpulan sebagaimana statemen yang diungkapkannya. (Mahmud Mushthafa Halawi, Pengantar Tahqiq Minhajul ‘Abidin, [Beirut, Mu’assasatur Risalah: 1989], halaman 18-21). Wallahu a’lam.
"Minhajul 'Abidin", Sebuah Kitab Renungan untuk Jiwa yang Tengah Gundah
7 Topik Dalam Kitab Minhajul Abidin Karya Imam al-Ghazali
Imam al-Ghazali merupakan sosok ulama yang sangat dihormati oleh umat Islam, hal ini terbukti banyak sekali karya-karyanya yang di pelajari hingga saat ini di hampir penjuru dunia.
Ihya' Ulumuddin, merupakan salah satu karya kongkrit beliau banyak sekali dipelajari, dijadikan rujukan, dan banyak dibaca di berbagai lembaga Islam, khususnya Pondok pesantren.
Selain itu, ada pula kitab tentang Ushul Fiqih, yang bernama al-Mustasyfa yang juga banyak dijadikan referensi khususnya bagi mereka yang menyukai kajian pokok-pokok fikih atau metodologi istinbath hukum.
Kitab Minhajul Abidin, merupakan salah satu deretan karyanya yang mengulas tentang tahapan-tahapan seorang muslim, agar dapat mencapai kesempurnaan dalam ibadah. Seperti apa isinya? berikut ini ulasannya.
7 Topik Dalam Kitab Minhajul Abidin
Tidak banyak yang menyadari, bahwa untuk mencapai kesempurnaan dalam beribadah, tidak cukup hanya berbekal dengan pengetahuan di bidang fikih saja, namun ada beberapa langkah dan tahapan yang perlu dilalui. Apa saja langkahnya?
Imam Ghazali, dalam kitab ini menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan dan langkah-langkah bagi seseorang yang ingin menggapai kesempurnaan tersebut. berikut ini penjelasannya.
# Langkah Pertama, Ilmu Pengetahuan
Seorang hamba yang Ingin menggapai kesempurnaan ibadah yang diajarkan oleh Imam Al Ghazali adalah memperdalami ilmu khususnya ilmu syariah dan tauhid.
Sebab seseorang yang beribadah namun akibatnya tidak benar atau tidak memiliki ilmu maka bisa dipastikan ibadahnya tidak diterima hal ini juga sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Imam Ibnu Ruslan dalam kitabnya Zubad Nyatakan sebagai berikut :
"Siapapun yang beramal tanpa dilandasi dengan ilmu # maka amalnya tidak diterima dan ditolak"
# Langkah Kedua, Taubat
Sementara langkah yang kedua bagi seorang hamba agar bisa sampai pada ibadah yang sempurna adalah dengan memperbanyak atau melakukan tobat nasuha.
Imam Al Ghazali mengatakan pentingnya seorang hamba senantiasa bertobat sebab tobat memiliki dua manfaat utama, yaitu
Pertama , tobat adalah hal yang membuat seorang hamba dapat berhasil melaksanakan ketaatan. Kedua, dengan bertobat diharapkan ibadah seorang hamba dapat diterima oleh Allah
# Langkah Ketiga, Menjauhi Godaan
Beribadah seringkali terdapat yang akan menghalangi seseorang tidak nya ada empat godaan dalam beribadah yang disebutkan oleh Imam al-ghazali.
1. Godaan dari hal-hal duniawi
2. Godaan dari sesama makhluk hidup
3. Godaan dari setan
4. Godaan dari hawa nafsu yang senantiasa mengajak seseorang untuk bermaksiat kepada mbak Allah swt.
# Langkah Keempat, Mewaspadai Rintangan dalam Ibadah
Menujuk kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan, mestinya akan banyak sekali rintangan yang dilalui, termasuk jika seorang hamba ingin menggapai kesempurnaan dalam beribadah.
Imam Ghazali, dalam kitab tersebut, menyebutkan empat macam rintangan yang mungkin saja akan dihadapi oleh seorang hamba, yakni rintangan dalam hal rejeki dan keinginan hawa nafsu, rintangan dari rasa khawatir yang berlebihan, rintangan berupa ketetapan Allah swt. dan yang terakhir adalah rintangan berupa musibah dari Allah swt.
# Langkah Kelima, Motivasi dan Dorongan
Motivasi dalam beribadah merupakan tangga kelima yang harus dilalui oleh seorang hamba. Maksud dari dorongan tersebut, menurut Imam al-Ghazali ada dua, yakni adanya perasaan senantiasa mengharap rahmat Allah swt "Raja'", dan disisi lain juga tetap harus memiliki rasa takut, tidak diterimanya amal ibadah, atau biasa disebut dengan "Khouf"
Kedua elemen ini harus senantiasa seimbang, tidak boleh hanya rasa takut tidak mendapatkan kasih sayang Allah, atau hanya mengharap tanpa adanya rasa khawatir sama sekali.
# Langkah Keenam, Menjauhi Hal-hal yang merusak Ibadah
Ibadah kita, dianggap sah karena memenuhi rukun dan syaratnya, namun juga bisa saja tidak memiliki nilai,karena ada hal-hal yang merusak, misalnya karena tercampur dengan riya'dan perasaan ingin dipuji.
Maka langkah berikutnya, yang harus dilalui oleh seorang hamba adalah, senantiasa berusaha menghindari hal-hal yang merusak ibadah secara formalitas, maupun secara substansialnya.
Jangan sampai ibadah yang dilakukan hanya bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban saja, tanpa adanya keikhlasan di dalamnya.
# Langkah Ketujuh, Senantiasa Bersyukur
Dan langkah terakhir yang harus dilalui oleh seorang hamba adalah usaha senantiasa mensyukuri segala nikmat yang Allah swt. berikan, terutama nikmat hidayah, nikmat tauqiq sehingga Allah swt. memberikan kesempatan kepadanya untuk senantiasa beribadah kepadaNya.
kitab - kitab karangan syeikh abi hasan asy-syadzily ra
Maktabah
Nama – Nama kitab karangan sayyid abi hasan as-syadzily
مكتبة سيدي ابي الحسن الشاذلي الادريسي الحسني رضي الله عنه
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
تشمل المكتب 107 كتاب “اوراد مشايخ الطرق الشاذلية “الثمانية
عشر”، مكتبة سيدي عبد الوهاب الشعراني، مكتبة سيدي ابن عطاء السكندري، مكتبة الشيخ الدكتورعبد الحليم محمود، عن سيدي ابي الحسن الشاذلي الادريسي رضي الله عنه”
نرجو من الاخوة اعلامنا بوجود اي مراجع وكتب اخري للطرق الشاذلية لكي يتم مراجعتها ونشرها ولكم جزيل الشكر
أوراد الطريقة الشاذلية
الحضرة الإلهية في الطريقة الشاذلية
الدرر النقية بتهذيب أوراد الطريقة الشاذلية
السوانح الكمالية على الحكم الشاذلية
المفاخر العلية في المآثر الشاذلية
درة الاسرار وتحفة الاسرار
ديوان القصائد الشاذلية
قضية التصوف المدرسة الشاذلية
لطائف المنن ابن عطاء الله الاسكندري-عبد الحليم محمود
النفحة العلية في اوراد الشاذلية
لطائف المنن والاخلاق
مجموع احزاب الشيخ ابو الحسن الشاذلي
مراة المحاسن
كشف الاسرار
اورادـ الطريقةـ الشاذلية
للشاذلى رسالة الأمين فى الوصول لرب العالمين
مجموع أوراد وأحزاب الجعفي
الوظيفة الزروقية
الطريقة الحبيبية الدرقاوية الشادلية
إتحاف-اللبيب-بترجمة-الشيخ
بسم الله الرحمن الرحيم وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله
الورد الشريف لسيدي محمد بن الحبيب رضي الله عنه
الطريقة الشادلية الدرقاوية الحبيبية الجزائر الطرق الصوفية الصوفية.
الشاذلية الطريقة الاحمدية الادريسية
Maktabah Nama - Nama kitab karangan Thukhy alfalaky
Maktabah Thukhy al-falaky
Kitab - kitab karangan Thukhy Al-falaky
أسماء كافة مؤلفات عبد الفتاح الطوخي :
1= أحكام الحكيم في علم التنجيم للطوخى ج1
2= اسم الله الأعظم الطوخى
3= اغاثة المظلوم فى كشف اسرار العلوم للطوخى
4= البداية والنهاية كامل للطوخى
5= البيان في علمى الكوتشينة والفنجان للطوخي
6= الدر المثقوب فى اسرار الغيوب محمود الطوخى
7= الدراسة في علم الفراسة للطوخى
8= الزيارجة الهنسية فى كشف الاسرار الخفية للطوخى
9= السحر الاحمر للطوخى
10= السحر الجبار لكل محتار بالحكم والاشعار للطوخى
11= السحر العجيب فى جلب الحبيب كامل للطوخى
12= السحر العظيم كامل للطوخى
13= السر المكشوف فى طب الحروف عبد الفتاح السيد الطوخي
14= العفاريت والجن للطوخى
15= الفتوح الربانى الطوخى
16= الكباريت في إخراج العفاريت للطوخى
17= المندل و الخاتم السليماني والعلم الروحاني للامام الغزالي للطوخى
18= النجاح في علوم النفس والتنويم والارواح عبد الفتاح السيد الطوخي الجزء 1-2 كامل
19= النور الرباني في العلم الروحاني للطوخى
20= تاج الملوك المسمى بدره الانوار للطوخى
21= تسخير الشياطين فى وصال العاشقين للطوخى
22= حديث الطوخى مع الجان للطوخى
23= دليل الحيران في طالع الانسان للرجال والنساء للطوخى
24= رسائل ابن العربى و ابن سينا للطوخى
25= زايرجات من الطوخي
26= زايرجة بدوح للطوخي
27= زايرجة آدم و حواء للطوخى
28= زايرجة الطوخى
29= سحر الكهان فى حضور الجان للطوخى
30= سحر بارنوخ للطوخى
31= سر الاسرار فى علم الاخيار للطوخى
32- شفاء العليل وتسهيل العسير في أسرار مزامير داوود الطوخى
33= قدرة الخلاق في علم الأوفاق للطوخى
34= قرعة الامام جعفر الصادق للطوخى
35= كل ما كان بين الانس والجان للطوخى
36= مدهش الألباب فى اسرار الحروف وعجائب الحساب ج2 للطوخى
37= مرشد الانسان الى رؤيه الجان للطوخى
38= منبع اصول الرمل للطوخى
39= نهاية العمل فى علم الرمل للطوخى
40= هداية العباد في اسرار الحروف والاعداد للطوخى
Toko kitab Mhsan
Bismillaar rahmaanir rahiim
Assalaamu Alaikum wr wb
Kami menyediakan berbagai macam kitab Hikmah dalam bentuk Buku dan Pdf.
untuk Pemesanan silahkan hubungi nomor :
Mhsan : 085 294 131 936
Terjemahan kitab Jurumuyah
Download matan kitab jurumiyah pdf, klik link dibawah ini :
Terjemahan matan kitab jurumiyah
BIOGRAFI PENGARANG KITAB MATAN AL AJURUMIYYAH
SYEIKH IBNU AAJURUUMI
Nama lengkap Syeikh Ibnu Ajurrûm adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji, dengan mengkasrahkan huruf Shod, bukan dengan memfathahkannya seperti yang sering disebutkan oleh sebagian kalangan.
Seperti yang diriwayatkan oleh Al-Hamîdi, kalimat Al-Shinhâji ini dinisbatkan kepada salah satu kabilah yang berada di Negeri Maroko yaitu kabilah Shinhâjah. Nama ini kemudian dikenal sebagai Ibnu Ajurrûm.
Kata Ajurrûm menurut Ibnu ‘Imad Al-Hanbaly dalam kitab Syudzurut Al-Dzahab formulasinya dengan memfathahkan huruf Alif mamdûdah, mendhommahkan huruf Jim dan mentasydidkan huruf Ro.
Syeikh Shalih Al-Asmary telah menyebutkan dalam kitabnya “Idhôh Al- Muqaddimah Al-Ajurrûmiyyah”, bahwa kata Ajurrûm ini setidaknya memiliki lima aksen yang berbeda dalam memformulasikan kelima huruf Hijaiyah ini.
Pertama, riwayat Ibnu ‘Anqô’ yang dikuatkan oleh Imam Suyuthi dalam Bughyat Al-Wu’ât yaitu dengan memfathahkan huruf Alif mamdûdah, mendhommahkan huruf Jim dan mentasydidkan huruf Ro, dibaca Ajurrûm.
Kedua, aksen yang diriwayatkan dari Al-Jamal Al-Muthoyyib yaitu dengan memfathahkan huruf Jim, jadi dibaca Ajarrûm.
Ketiga, pendapat yang dinukil oleh Ibnu Ajurrûm sendiri yang ditulis oleh Ibnu Al-Hajjaj dalam kitab “Al-Aqdu Al-Jauhary” dengan formulasi huruf Hamzah tanpa dipanjangkan yang difathahkan, huruf Jim yang disukunkan dan huruf Ro tanpasyiddah jadi dibaca Ajrûm.
Keempat, Aksen yang ditulis oleh Ibnu Maktum dalam Tadzkirohnya yaitu Akrûm, bukan dengan huruf Jim melainkan dengan huruf Kaf.
Kelima, yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Anqô’ bahwa banyak orang membacanya dengan menghapus huruf Hamzahnya sehingga dibaca Jurrûm.
Kata Ajurrûm ini, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Anqô’ dan dikuatkan oleh Imam Shuyuthi dan Ibnu Al-Hâj, berasal dari bahasa Barbarian -sebuah bangsa yang mayoritas kabilahnya menempati pegunungan di wilayah Afrika bagian selatan- yang berarti Al-Faqîr Al-Shûfy.
Ibnu Ajurrûm dilahirkan di kota Fasa -sebuah kota besar di Negara Maroko– pada tahun 672 H dan wafat di kota itu pada hari Senin ba’da Dzuhur, 20 Shafar 723 H.
Beliau menimba ilmu di Fasa, hingga pada suatu hari beliau bermaksud untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Ketika melewati Mesir, beliau singgah di Kairo dan menuntut ilmu kepada seorang ulama nahwu termasyhur asal Andalusia, yaitu Abû Hayyân -pengarang kitab Al-Bahru Al-Muhith- sampai mendapat restu untuk mengajar dan dinobatkan sebagai salahsatu imam dalam ilmu gramatikal bahasa arab atau ilmu nahwu.
Selain terkenal sebagai ulama nahwu, beliau juga terkenal sebagai ahli fikih, sastrawan dan ahli matematika, di samping itu beliau menggeluti ilmu seni lukis, kaligrafi dan tajwid. Karya yang dipersembahkannya berupa kitab-kitab yang ia karang dalam bentuk arjuzah, bait-bait nadzam dalam ilmu qiro’at dan lain sebagainya. Dua diantara karyanya yang terkenal adalah kitab “Farâ’id Al-Ma’âni fî Syarhi Hirzi Al-Amâni dan kitab “Al-Muqaddimah Al-Ajurrûmiyyah”.
Identitas Kitab
Dalam penamaannya kitab ini dikenal dengan nama yang dinisbatkan kepada pengarangnya, sehingga kitab ini dikenal dengan nama Al-Ajurrûmiyyah atau Al-Jurmiyyah. Sebagaimana tatacara penisbatan dalam gramatikal bahasa arab bahwa murokkab idhofi (kata kompleks) yang disandarkan seperti kata Ibnu Ajurrûm pada bab nisbat biasanya dihapus awal katanya dan dinisbatkan pada kata kedua. (lihat Alfiah Ibnu Malik, Bab Nasab bait 870-871).
Kitab ini dikenal juga dengan nama Al-Muqaddimah Al-Ajurrûmiyyah atau Muqaddimah Ibnu Ajurrûm. Dinamakan Muqaddimah karena bentuk karangannya adalah muqaddimah atau dalam bahasa indonesianya bentuk karangan prosa bukan berupa bait-bait nadzam.
Selain tidak memberi nama khusus pada kitabnya, Ibnu Ajurrûm juga tidak menyebutkan kapan kitab ini dikarang sehingga para penulis biography tidak mengetahui secara pasti kapan kitab ini disusun. Hanya saja Ibnu Maktum yang sejaman dengan Ibnu Ajurrûm dalam Tadzkirahnya menyebutkan bahwa kitab itu dikarang sekita tahun 719 H.
Adapun tempat penulisan kitab ini, Al-Râ’i, Ibnu Al-Hâj dan Al-Hamîdy meriwayatkan bahwa Ibnu Ajurrûm mengarang kitab ini sepanjang perjalanan beliau menuju Makkah. Imam Suyuthy dalam Bughyat Al-Wu’ât menyebutkan bahwa Ibnu Ajurrûm berkiblat pada ulama Kufah dalam karangan nahwunya. Hal ini dibuktikan dalam pembahasan asma’ al-khamsah yang merupakan pendapat ulama Kufah, sedang ulama Bashrah menambahkannya menjadi asma’ al-sittah. Hal lain yang mengindikasikan ke-Kufah-annya adalah dengan memasukan “kaifama” dalam jawazim, adalah hal yang ditentang oleh ulama Bashrah.
Kitab ini mendapat apresiasi yang sangat besar baik dari kalangan para ulama maupun para murid. Bentuk apresiasi ini terlihat dari munculnya para ulama yang menciptakan bait-bait nadzam, syarah dan komentar dari kitab ini. Pengarang kitab “Kasyfu Al-Dzunûn” menyebutkan bahwa diperkirakan lebih dari sepuluh kitab yang menjadi nadzam, syarah, dan komentar dari kitab ini.
Diantara yang menciptakan bait-bait nadzam dari kitab ini adalah Abdul Salam Al-Nabrâwy, Ibrahim Al-Riyâhy, ‘Alâ Al-Dîn Al-Alûsy dan yang paling terkenal adalah kitab “Matnu Al-Durrah Al-Bahiyyah” karangan Syarafuddin Yahya Al-‘Imrîthy.
Adapun yang menjadi syarah kitab ini diantaranya adalah;
1.Kitab “Al-Mustaqil bi Al-Mafhumiyyah fi Syarhi Alfadzi Al-Ajurrûmiyyah” yang dikarang oleh Abi Abdillah Muhammad bin Muhammad Al-Maliky yang dikenal sebagai Al-Ra’î Al-Andalusy Al-Nahwy Al-Maghriby.
2.Kitab “Al-Durrah Al-Nahwiyyah fî Syarhi Al-Ajurrûmiyyah” karangan Muhammad bin Muhammad Abi Ya’lâ Al-Husainy Al-Nahwy.
3.Kitab “Al-Jawâhir Al-Mudhiyyah fî halli Alfâdz Al-Ajurrûmiyyah” karangan Ahmad bin Muhammad bin Abdul Salam.
Al-Hamidy dalam hasyiahnya menceritakan bahwa Ibnu Ajurrûm setelah selesai mengarang kitab ini, beliau melemparkan kitabnya ke laut dan berkata: “Jika kitab ini murni karena mengharap ridha Allah maka ia tidak akan basah”, dan kitab itu tetap kering.Semoga bermanfaat…..
Syekh Shinhaji: Biografi Pengarang Kitab al-Ajurumiyyah dan Makamnya
Maroko terkenal dengan julukan Negeri Seribu Benteng dan tercatat banyak ulama dan wali yang hidup di sana. Di antara mereka yang populer di Indonesia adalah pengarang kitab Al-Ajurumiyyah. Nama asli kitab ini adalah Al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah (المقدمة الآجُرُّومية في مبادئ علم العربية), hingga saat ini kitab tersebut masih dikaji di banyak pesantren. Kitab ini di Indonesia dijadikan landasan dasar dalam mempelajari ilmu nahwu bagi para pemula, adapun di Maroko diajarkan pada tingkat sekolah dasar.
Nama lengkap pengarang kitab tersebut adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji (dengan mengkasrahkan huruf Shod, bukan dengan memfathahkannya seperti yang sering disebutkan oleh sebagian kalangan). Menurut riwayat Al-Hamîdi, kalimat Al-Shinhâji ini berasal dari salah satu kabilah yang berada di Maroko, yaitu kabilah Shinhâjah. Nama ini kemudian dikenal sebagai Ibnu Ajurrûm.
Dalam kitab Syadzaratudz Dzahab karya Ibnu Imad, disebutkan bahwa beliau dilahirkan di Kota Fes pada tahun 672 H. Beliau wafat pada hari Senin setelah zuhur tanggal 20 Safar tahun 723 Hijriah (pendapat Imam Ibnul Hajj, Imam Al-Halawi, Imam Ibnul Imad). Imam Ibnul Hajj berpendapat bahwa makam Syekh Ibnu Ajurrum berada di Babul Jizayn yang saat ini bernama Babul Hamro’ (Gerbang Merah) Kota Fes, Maroko.
Pada awalnya beliau menuntut ilmu di Kota Fes, kemudian melanjutkannya di Kairo bersama seorang ulama nahwu terkenal bernama Abû Hayyân Al Andalusi (pengarang kitab Al-Bahru Al-Muhith). Kemudian beliau mendapat restu dan mengajar ilmu tata bahasa Arab atau ilmu nahwu di kota yang sama. Di antara karyanya yang terkenal adalah kitab Farâ’id Al-Ma’âni fî Syarhi Hirzi Al-Amâni dan kitab Al-Muqaddimah Al-Ajurrûmiyyah. Selain ahli dalam ilmu nahwu, beliau juga merupakan ahli fikih, matematika, tajwid, dan juga menggeluti ilmu seni lukis, kaligrafi, dan sastra.
Terdapat beberapa peristiwa menarik dalam proses penulisan kitab al-Ajurumiyyah ini. Disebutkan dalam kitab Hasyiyah al-hamidi ala Syarh al-Kafrawi (حاشية الحامدي على شرح الكفراوي) bahwasanya ketika pengarang berada di depan Ka’bah, kitab ini terbang tertiup angin, kemudian beliau berucap:
اللّهمّ إن كان خالصًا لوجهك فردّه عليّ
“Wahai Allah, jikalau buku ini ikhlas (dikarang) murni karena mengharap keridhaan-Mu, maka kembalikanlah ia kepadaku.”
Selain itu, diceritakan bahwa ketika Syeikh ash-Shinhaji telah menyelesaikan kitabnya, lantas ia melemparkannya ke laut sambil berkata:
ان كان خالصا لله فلا يبل
“Wahai Allah, jikalau buku ini ikhlas (dikarang) murni karena mengharap keridhaan-Mu, maka ia tidak akan basah.”
Kemudian hal itu menjadi kenyataan, kitab tersebut kembali ke pinggir pantai dan tidak basah (dalam kitab Hasyiyah al-hamidi ala Syarh al-Kafrawi (حاشية الحامدي على شرح الكفراوي).
Penulis sendiri secara pribadi berkesempatan berziarah ke makam beliau di Kota Fes, Maroko. Akan tetapi, sangat sulit untuk menemukan makam yang dimaksud dan hingga saat ini masih menjadi perdebatan karena tidak ada riwayat atau bukti kuat yang bisa dipercaya.
Pada tahun 2017, didasari keinginan berziarah ke makam pengarang kitab al-Ajurumiyyah yang telah dipelajari sejak kelas enam Madrasah Dinniyah, untuk pertama kalinya penulis mencoba mengunjungi makam yang dimaksud. Akan tetapi, tidak satu pun mahasiswa Indonesia di sana yang mengetahuinya.
Di tahun berikutnya, penulis mencoba melakukan hal yang sama setelah bertanya kepada masyarakat dan penduduk di sekitar Bab Futuh (wilayah Kota Fes yang banyak terdapat makam para ulama dan wali). Namun, sayang jawaban yang diharapkan masih belum juga didapatkan.
Setelah bertanya ke berbagai pihak, informasi akhirnya didapatkan dari seorang penjaga Zawiyah Darqowiyah bernama Sidie Marwan. Penulis berkesempatan mengunjungi tempat yang beliau maksud pada musim panas tahun 2019. Makam tersebut berada di samping jalan raya wilayah Bab Hamro. Sangat disayangkan keadaan makam tersebut benar-benar tidak terawat. Berada di samping tempat pembuangan sampah dan dikelilingi oleh rumah penduduk, makam ini tidak terlihat seperti makam para ulama yang seharusnya dimuliakan. Lokasinya yang menyendiri juga membuatnya semakin luput dari pandangan dan sulit untuk ditemukan.
Meski begitu menurut cerita orang-orang sekitar, makam Ash-Shinhaji telah lama digusur dan dipindahkan. Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui secara pasti di mana makam tersebut berada.
Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji adalah seorang ulama besar asal Kota Fes yang merupakan pengarang kitab Muqaddimah Al-Ajurrumiyyah yang terkenal di kalangan pesantren di Indonesia. Setelah mencoba beberapa kali dan mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, penulis berkesempatan berziarah ke makam yang dipercaya merupakan makam dari ulama hebat tersebut. Letaknya yang terpencil dan keadaannya yang tidak terawat membuat siapa pun yang mengenalnya akan sedih melihatnya.
Terjemahan kitab Safinah
Download kitab Safinah pdf , klik link dibawah ini :
Syekh Salim Bin Sumair, Pengarang Kitab “Safinah”
Kitab Safinah sangat terkenal di dunia Islam, khususnya di Indonesia. Kurikulum pesantren atau madrasah biasanya menggunakan kitab ini sebagai kitab fikih pegangan bagi santri pemula atau masyarakat awam.
Pengarang kitab safinah ini lebih dikenal dengan nama Syeh Salim Bin Sumair Al Hadhrami (سالم بن سمير الحضرمي).
Syarah kitab Safinah :
klik dibawah ini :
Terjemahan kitab Fathul Qorib
Download kitab fathul qorib , klik link dibawah ini :
Terjemahan kitab Sirrul Asrar
Download terjemahan kitab Sirrul Asrar , klik di bawah ini :
Terjemahan kitab Al Adzkar Pdf (download)
kitab Al Adzkar an- Nawawi
kitab Al Adzkar
Qosam Malaikat
قسم السيد كهيال
----------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم
والصلاة والسلام على أشرف الانبياء المرسلين سيدنا وحبيبنا سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم
تحية طيبة للشيخ الفاضل/محمد
والى اعضاء المنتدى الكرام
أضع بين يديكم قسم السيد كهيال وهو خادم لفظ الجلاله وعدد لفظ الجلاله(الله) 66 فأفهم بالله عليك
وهذا من مجرباتى
ويعلم ربى على ما أقول ولا أضع شىء حتى لما أكون جربته بنفسى والله على ما أقول شهيد
التريض له لمدة سبع ايام واليوم السابع تصوم وتفطر على التمر... التلاوه كل ليلة والبخور لبان ذكر وجاوى
القسم
اللهم الذى اشقت من نوره السموات والارض وانارت به الشمس والقمر وخضع كل شىء لقدرته ويسبح الرعد بحمده
والملائكة من خيفته ذو القدره البالغة والعزه الشامخه نور الانور سبوح قدوس رب الملائكة والروح
بعزة نموخ2 شلوخ2 أشطلوخ2 بموه2
اجب يا سيد كهيال بحق الاسم العظيم الاعظم الذى انت خادمه وبحق ما له عليك من طاعة
الوحا2 العجل2 الساعه2
الاصراف بما شئت
ولله خاتم لم نضعه خوفا من أى جاهل به
لاتنسونا بالدعاء
طريقه احضار الجن عن طريق السيد كهيال واحراقه وتعذيبه
اولا تكتب على كف المصاب اليمين لفظ الجلالة الله
وذلك بعد ما صرف العمار وتشغل بخور لبان ذكر ومستكى وجاوى
وتكتب لفظ الجلاله الله فى باطن كل من كفين المريض وتقراء
الله 66 مرة والاية 35 من سورة النور ( الله نور السموات والارض الى اخر الايه ) 7 مرات
وتامرهم باحضار الذى يؤذى فلان فى كفه
وبعد ما تجد الكف تقل والاصابع ابتدت تتفرق عن بعض تامرهم برفع الكف الى راسه فان رفعت كان بها وان لم ترفع ترفعها انت وتضعها على راس المريض
وتامرهم باحضار الجنى عليه وانه يحضر ويغيب حواسه وتقول لهم غيبوا الحواس وانطقوه على لسانه
وقبل ما تامرهم بانطاقه تامرهم بان يلقوا عليه النعاس ويغيبوا الحواس حتى تجد المريض كانه داخ ونام تامرهم بانطاقه وتكرر ايات النطق وهى الاتى
( وقالوا لجلودهم لم شهدتم علينا قالوا انطقنا الله )
وتكرر انطقنا الله حتى ينطق
وبعد ما يكلمك وتساله عن دينه وسبب دخوله وخلافه واردت تعذيبه ان عصى تقراء عليه الاسم الشريف وتامرهم بضربه وتعذيبه
وان عاهدك على الخروج تقراء معه العهد وهو الاتى
عهد الله يلزمنى وغليظ ميثاقه وبالزبور وما يتلى فيه وبالتوراة وما يتلى فيها وبالانجيل وما يتلى فيه وبالقرآن وما يتلى فيه وبكل كتاب انزله الله وبكل رسول ارسله الله انى لن اتعرض لفلان فى مشى او قعود او صحيان او منام ولا اقترب منه ولا امن اهله ولا اازيه ابدا وابتعد عنه نهائيا وان عاودت وعدت وجب علي الحرق والقتل
والله على ما نقول شهيد والله على ما نقول شهيد والله عل ما نقول شهيد
وتقراء الفاتحة بعدها
هذه صيغة العهد
وبالنسبة للاحراق ممكن توكل الخدام بحرقه بس الافضل استخدام دعوة الشهب المحرقات او الاحراق بالرقية فهو الاصل
وتخرجه من اصبع المصاب من الكف من الاصبع الخنصر وتشك الاصبع بابرة عندما تريد اخراجه وتامره بالخروج مع الدم لتسهيل خروجه
مندل السيد كراكيل
احضر كوب من بلور شفاف مملوءة بالماء الرائق وتصرف العامر وتعوم حتى يخبرك الناظر بحضوره
وهو ملك عظيم مهاب وعلى رأسه تاج وفى التاج جوهرة وبيده قضيب خيرزان وحوله أربعين من أعوانه
فأذا ذكر لك الناظور هذه الأوصاف فأطلب منه خادم اليوم وأسأله عن طلبك وأطلب منه ما تريد فأنه يجيبك بالصدق بغير كذب ولا تمويه
وهذه هى العزيمة /
شغاليث شغاليث الله العزيز المعتز فى عز عزه أجب أيها السيد كراكيل و أحضر الى .
ولا تزال تكرر هذه العزيمة حتى يحضر فأذا أبطأ عليك فأزجره بهذه الأسماء وهى /
جواد موجود أحد صمد قيوم نور الأنوار الكبير المتعال منجد طالب غالب مدبر مهلك قدير وأنطق النملة لسليمان بن داوود وقالوا لجلودهم لم شهدتم علينا قالوا أنطقنا الله الذى أنطق كل شىء.
مندل السبع ملوك
تأخذ ناظور وتضع فى كفه زيت وحبر فى فنجان وبخر بكزبرة والحبر يكون اسود وتدهن به قعر الفنجان من الداخل وتبخر بكزبرة وسندروس وجاور ولبان وتصرف العمار فإنهم يحضروا ويخبروك والناظر بما تريد مجرب وهذا ما تقول العزيمة
عطيون 2 عفين 2 شاش2 برشول2 أوش 2 هوان 2 باتوه 2 رهوائيل 2 عمش 2 آه 2 أهيا شراهيا 2
أدوناى أصباؤت آل شداى وأنه لقسم لو تعلمون عظيم
مندل السيد ميططرون جميل جدا
تحضر به الملوك السبعة وغيرهم وتسأل عن الخبية والدفين والسارق والسحر والغايب والسلطان والعسكر والآبق والهارب والمسافر وكل شىء سألت عنه وله فعل عظيم وسطوة قهرية على كافة الملوك الروحانية ولا يعصمون هذا المندل طرفة عين وعملة فى أى يوم أردت إذا أردت ذالك إحترز النجاسات وإلبس ملبوس طاهر وأبسط أذارا نظيفا وبخر بحصا لبان ذكر ومستكا وعود وجاوى وسك مسك وزعفران شعر . وإحضر صبى غير بالغ وأكتب له الكشف على جبينه وهو ينظر على أربعة وجوه فى الكف فى المرآة فى القنانية وفى القدح فإذا كان فى الكف سودة الزيت وضع الزيت على السواد وإذا كان فى القدح ضع فيه ماء صافى كذالك القنانية وتعزم علي ما عملت من أى الأنواع فينزل السيد ميططرون ومعه عبدين وتجعل القدح على كرسى وتأمر الناظر ينظر فيه فتسأل عنا تريد
الملوك السبعة يحضروا كلمح البصر فأفعل الشروط مثل الكنس والرش ونصب الخيام والكراسى وذبح الذبايج وإحضار الطعام وغير ذالك مما هو لازم عليك ثم تسأل عما تريد وتجعل السؤال لصاحب اليوم الذى انت فيه فأنك تجاب بإذن الله وهذة هى صورة الكشف كما ترى
الغزالى
الله 8 6 2أ 3 م 6 أ ع 6 إلا م
ض 8 ك س ع 4 8 4 3
والقسم اخواتى
أقسم بري العرش والكرسى والنور القدسى عليك يا صاحب التاج واللواء والحربة المسمومة وبالأسماء المقدسة المكتوبة على تاجك الذى أنت لها خاضع برب البرية ومذل نفسك العظمة رب البهاء والقدرة والسلطان أن تخضع وتذل لعظمة الله تعالى وتسجد تحت ساق العرش وتجيبنى فيما أريد على وفق مرادى بحق آهيا شراهيا أدوناى أصباؤت آل شداى وبحق علشوش علياش علشقوم علشكور ما أعظم سلطان الله بهلهليوه الإركياظ أجب بالذى تخضع له رقاب الجبابرة وتزل لعظمته الأكايرة وهو رب الدنيا والآخرة ومدبر الكائنات بحكمته وشهد العباد بروبوبيته ألا له الخلق والأمر تبارك الله رب العالمين
ه 2 يوه 2 شريوه 2 شمخلوش 2 ذريال 2 رب قادر وحكيم عليم قوى شديد وضخر الكربويين والروحانيين لك أيها السيد الجليل وجعل نواصى الجن بأخذتك وهم يقشعرون من حربتك ويخرون سجدا لله تحت طاعتك كيف أدعوك ولم تجيبنى طاعة لله ولأسمائه الكريم نموه صليوه قدوس سبوح أجب وأطع وصخر لى الملك الفلانى أو العون الفلانى وإلا ذجرتك بالأسماء المكتوبة على تاجك التى تصعق من هيبتها وهى اللهم يا بشمخ بشمخ ذالاهامو شيطيثوم وأجب دعوتى يا هطيائيل اللهم يا ذانوا ملخوثوا دايمون يا عزرائيل اللهم يا خيثوا يمون أرقش دار عليون يا شميائيل اللهم يا رخطيثوا إخلاقون يا ثوائيل اللهم يا إرخم إرخيمون يا قنيائيل الله يا آهيا شراهيا أدوناى أصباؤت أصباتون يا إسماعيل اللهم يا نور إرغش إرغا تسليثون يا سينجائيل اللهم يا إشبرا إسما أسماؤن يا مسائيل اللهم رخميثا بهليلون ميططرون يا غنيائيل اللهم يا مليغوثا أملوخا ملخا ملخوم يا جبرائيل اللهم يا إرعد إرعا يرنون بأسماء دردا اللهم يا مشمخ شمخيثا سلامون بين الكاف والنون غنا أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون فسبحان الذى بيده ملكوت كل شىء وإليه ترجعون
معروف السيد ميططرون ولكن معظم المواقع على الاظلاق فيها غلطات كتير ليه وجرب ولكن هذا المندبل الكامل فوائده كتيره وهى
وهى تجلب بها وتحكم بها جميع أصناف الجنى العظام أجمعين وخدام الأيام السبعة وإذا هرب منك خادم أو عون أو ملك علوى أو سفلى تنادى السيد ميططرون عن طريق المندل وعلى يد ناظور هوائى الطباع وشكرا لكم
تحياتى لاخوانى الاعزاء
kitab Abu Ma'syar Al falaky
Membedah Kitab Abu Ma’syar Al Falaki
Kitab abu ma'syar al falaki adalah sebuah kitab karangan syekh Abu Hayyillah al-Marzuqi atau terkenal sebagai abu ma'shar al balkhiy atau abu ma'shar al falaqi, nama lengkapnya Ja’far ibnu Muhammad Abu Ma’shar al-Balkhi, astrolog muslim asal Persia lahir tanggal 10 agustus 787 di Balkh, Khurasan Iran dan wafat pada 9 maret di Wasit Iraq. Riwayat keilmuwan beliau tercatat bahwa beliau belajar hadits sampai berumur 47 tahun. Setelah itu, beliau belajar matematika, astronomi, astrologi, dan kedokteran. Abu Ma'shar adalah ilmuwan serba bisa, dan beliau adalah salah satu murid dari filsuf al Kindi. Seperti sang guru, nama beliau sangatlah masyhur di Barat. Abu Ma'shar telah berjasa menyatukan pelajaran ilmu perbintangan dari berbagai sumber yang luas. Sayangnya, tak banyak yang mengetahui kisah hidup sang ilmuwan. Tak heran jika banyak hal dalam sejarah hidup sang ilmuwan yang masih misterius dan menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Hal itu didukung dari catatan intelektual Abu Ma'shar dalam astronomi yang nyaris telah hilang dan hanya karya astrologinya dalam bahasa arab yang masih tersisa. Kitab astrologi berjudul abu ma'shar al falaki ini salah satunya.
Abu Ma'shar Astrolog Muslim dari Persia
Al-Falaki. Gelar itu ditabalkan para ilmuwan di era kejayaan Kekhalifahan Abbasiyah kepada Abu Ma’shar berkat kehebatannya dalam bidang astrologi (ilmu perbintangan). Gerrit Bos dalam tulisannya bertajuk Abu Ma’shar: The Abbreviation of the Introduction to Astrology, Together with the Medieval Latin Translation of Adelard of Bath, menyebut Abu Ma’shar sebagai astrolog hebat di abad ke-9 M.
‘’Karya-karya Abu Ma’shar dalam bidang astrologi begitu populer dan sangat ber pengaru h bagi peradaban masyarakat Eropa Barat di abad pertengahan,’’ ujar Bos. Betapa tidak. Sederet adikarya sang Astrolog Muslim itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Menurut Bos, Abu Ma’shar tak hanya berpengaruh dalam bidang astrologi, ia juga berkontribusi dalam bidang kedokteran.
Penjelasan mengenai soal epidemik, papar Bos, merupakan salah satu pengaruh besar Abu Ma’shar dalam bidang kedokteran di Eropa. Ia menghubungkan masalah kedokteran dengan fenomena luar angkasa lewat teorinya yang disangat popular, yakni Theory of the Great Conjunctions.
‘’Menurut teori ini, hubungan planet tertentu dapat menyebabkan bencana alam dan politik,’’ tutur Bos. Salah satu bencana besar yang dihubung-hubungkan para dokter di abad ke -14 dengan teori yang dicetuskan Abu Ma’shar adalah fenomena Black Death. Hal ini menunjukkan betapa pemikiran Abu Ma’shar begitu berpengaruh terhadap peradaban Barat.
Keiji Yamamoto dalam tulisannya tentang sejarah hidup Abu Ma’shar mengungkapkan, ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-9 M itu terlahir pada 10 Agustus 787 M di Balkh, Persia (sekarang Afganistan). Sejatinya ia memiliki nama lengkap Ja’far ibnu Muhammad Abu Ma’shar al-Balkhi.
Selain dikenal dengan sebutan Abu Ma’shar, atrolog yang satu ini juga biasa disebut dengan panggilan Abulmazar. Abu Ma’shar merupakan seorang ilmuwan serbabisa. Selain dikenal sebagai seorang ahli astrologi (ilmu perbintangan), Abu Ma’shar juga menguasai matematika, astronomi, dan filsafat Islam. Ia menekuni matematika saat berusia 47 tahun, setelah kenal dan berkecimpung dalam dunia astrologi.
Ia merupakan murid dari seorang guru yang sangat legendaris, yakni al-Kindi, ilmuwan Muslim di abad ke-8 M. Seperti sang guru, nama Abu Mas'har begitu populer di dunia Barat. Abu Ma'shar telah berjasa menyatukan pelajaran ilmu perbintangan dari berbagai sumber Islam yang luas.
Menurut Yamamoto, Abu Ma'shar juga merupakan salah satu orang yang berpe -ran sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Sayangnya, tak banyak umat Islam di era modern yang mengetahui kisah hidup Abu Mashar. Para sejarawan sains pun sangat jarang mengupas kisah hidup sang ilmuwan.
Tak heran, jika banyak hal dalam sejarah hidup sang ilmuwan yang masih misterius dan menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Menurut Yamamoto, Abu Ma'shar terkenal dengan karya astrologinya. Yamamoto menuturkan, Abu Ma'shar pernah menulis mengenai ilmu perbintangan, termasuk tabel astronomi. Ada beberapa pertanyaan mengenai tanggal kelahiran dan kematiannya, karena pendahulunya mengetahuinya hanya semata-mata berdasarkan pada kutipan horoskop (zodiak) yang tak dikenal dalam bukunya yang bertajuk The Revolutions of the Years of Nativities, papar Yamamoto.
Sejarah hidup Abu Ma'shar, tutur Yamamoto, ditulis seorang sejarawan pada abad ke-10 M bernama Ibnu al-Nadim (wafat 995/998 M). Salah satu misteri yang belum terungkap secara pasti tentang Abu Ma'shar adalah tahun wafatnya. Yamamoto memperkirakan, Abu Ma'shar wafat di Irak pada tahun 886 M. Sementara itu, al-Biruni (973-1048M) dalam karyanya bertajuk Chronology of the Ancient Nation menuturkan bahwa Abu Ma'shar masih melakukan pengamatan astrologi pada 892 M atau enam tahun sesudah tahun kematian yang disebutkan oleh para sejarawan. Al-Biruni dalam karyanya Book of Religions and Dynasties juga mengambil referensi dari karya Abu Ma'shar mengenai posisi bintang yang ditulis pada 896/897 M.
Karya tersebut ditulis Abu Ma'shar ketika berusia lebih dari 100 tahun. Ibnu al-Nadim dalam karyanya Fihrist mengungkapkan bahwa Abu Ma'shar merupakan ilmuwan dan filsuf yang menentang pandangan Helenistik. Pandangan Abu Ma'shar ini kemudian dimanfaatkan al-Biruni untuk memetahkan pendapat filsuf Islam sebelumnya yakni al-Kindi (801-873 M). Kemasyhuran Abu Ma'shar sebagai ahli astrologi hebat di istana Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad membuat namanya masuk dalam cerita tentang astrologi.
Bahkan, Ibnu Tawus (1193n1266 M) mengumpulkan beberapa anekdot Abu Ma'shar dalam karyanya berjudul Faraj al-Mahmum (Biografi Para Astrolog). Sayangnya, nyaris semua karya Abu Ma'shar dalam astronomi telah hilang, dan hanya karya astrologinya dalam bahasa Arab yang masih tersisa. Nama Abu Ma'shar tampaknya lebih populer di dunia Barat, ketimbang di dunia Islam modern. Nyaris tak ada pelajaran yang diajarkan di sekolah di Indonesia yang menyebut nama dan kontribusi Abu Ma'shar di era kekhalifahan. Sungguh sangat ironis.
Kontribusi Sang Astrolog
Siapa yang membaca akan mengetahui. Siapa yang menulis tak akan pernah mati. Peribahasa orang Perancis itu menemukan faktanya. Meski Abu Ma'shar telah tiada belasan abad silam, namun namanya tetap dikenang dan diperbincangkan kalangan ilmuwan, khususnya di dunia Barat.
Salah satu buku yang ditulis Charles Burnett bertajuk Abu Ma'shar: The Abbreviation of the Introduction to Astrology merupakan bukti betapa pemikiran sang ilmuwan masih dianggap penting oleh dunia Barat.
Richard Lemay dalam karyanya berjudul Abu Ma'shar and Latin Aristotelianism in the Twelfth Century, The Recovery of Aristotles Natural Philosophy through Iranian Astrology, masih tertarik dengan pemikiran sang astrolog Muslim.
Dalam bukunya itu Lemay berargumentasi bahwa tulisan Abu Ma'shar sangat mirip dengan salah satu karya terpenting teori Aristoteles tentang alam. Salah satu karya Abu Ma'shar dalam bidang astrologi yang sangat berpengaruh berjudul Kitab al-Mudkhal al-Kabir. Kitab ini terdiri dari 106 bab.
Karyanya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1133 M dan tahun 1140 M. Selain itu, buku yang ditulis Abu Mafshar pun diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Tak heran, jika buah pikir Abu Mafshar telah memiliki pengaruh yang signifikan kepada ahli filsafat Barat, salah satunyai Albert The Great.
Abu Ma'shar juga menulis sebuah versi ringkas dalam mengenalkan karyanya Kitab Mukhtafar alfMudkhal yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Adelard of Bath. Buku lainnya yang ditulis Abu Ma'shar yang terkenal dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin bertajuk Introductorium in Astronmiam.
Buku itu merupakan terjemahan dari kitab berbahasa Arab yakni Kitab al-Mudkhal al-Kabir ila eIlm Ahkam Annujjum, yang ditulis Abu Ma'shar di Baghdad pada 848 M. Kali pertama, kitab itu dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin oleh John of Seville pada 1133 M, dan selanjutnya, literatur dibuat lebih sedikit dan ringkas oleh Herman of Carinthia pada 1140 M.
Karya lainnya yang ditulis Abu Ma'shar adalah sejarah astrologi yang memperkenalkan tradisi Sasaniah. Ini dibuat pada era kekuasaan Khalifah al-Mansur, khalifah kedua pada dinasti Abbasiyah. Ini merupakan bagian strategi politik al-Mansur untuk memberikan sebuah yayasan untuk lahirnya dinasti baru, dan tentu saja itu digunakan paling efektif antar Dinasti Abbasiyah sebelumnya.
Buku Abu Ma'shar yang monumental dalam kategori sejarah adalah Kitab al-Milal wa-l-Duwal (Kitab tentang agama-agama dan dinasti). Buku itu terdiri dari delapan bagian dalam 63 bab. Karyanya yang satu ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dibaca oleh Roger Bacon, Pierre dfAilly, dan Pico della Mirandola (1463n1494 M).
Pemikiran Abu Ma'shar ini tentunya juga dibahas dalam karya besar mereka. Karya lain dalam kategori ini meliputi Fi dhikr ma tadullu elayhi al-ashkhas al-fulwiyya, Kitab aldalalat elaalittisalat waqiranat al-kawakib,dan Kitab aluluf (Book of Thousands), yang tidak bertahan lama tapi ringkasannya dipelihara oleh Sijzi (945-1020M).
Karya lainnya dari sang ilmuwan dikategorikan dalam genethlialogi, ilmu pengetahuan mengenai pemilihan kelahiran. Salah satu contoh adalah Kitab Tahawil Sini al-Mawalid (Book of the revolutions of the years of nativities).
Buku ini juga telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Yunani. Kitab itu terdiri dari sembilan volume dan terbagi menjadi 96 bab. Yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani hanya lima volume dan terdiri dari 57 bab.
Karya lain Abu Ma'shar yang masuk dalam kategori ini adalah Kitab Mawalid al-Rijal wa-al-Nisa atau (Buku Asal Pira dan Wanita). Dalam karyanya Introductorium in Astronomiam and De magnis coniunctionibus, Abu Ma'shar, mengatakan, dunia diciptakan ketika tujuh planet bergabung dengan Aries, dan ramalan itu bisa berakhir ketika fenomena yang sama terjadi pada Pisces.
Terjemahan kedalam bahasa Latin dan dalam bahasa sehari-hari menjadikan karyanya beredar luas di Eropa dan menjadi sumber inspirasi untuk literatur penggambaran astrologi dengan beberapa pengarang minor awal era modern.
Astronomi
Abu Ma'shar mengembangkan model planet yang beberapa penafsiran sebagai sebuah model heliosentrik. Ini menunjukkan pada revolusi orbital planet diberikan sebagai revolusi heliosentrik lebih baik dari pada revolusi geosentrik dan hanya diketahui teori planet di kejadian ini dalam teori heliosentrik.
Karyanya dalam teori planet tidak dapat bertahan, tapi data astronomnya terakhir direkam oleh al-Hashimi dan al-Biruni, jelas Bartel Leendert van der Waerden dalam karyanya The Heliocentric System in Greek, Persian and Hindu Astronomy.she/des
Mukadimah
segala puji bagi Allah yang menciptakn manusia dari tanah, lalu menjadikannya di tempat yang kokok, lalu menciptakan air mani menjadi segumpal darah, lalu mencipatakn segumpal darah menjadi segumpal daging, lalu menjadikan segumpal daging menjadi tulang, lalu menyelimuti tulang dengan daging, lalu ia menjadikannya makhluk lain, maka maha suci Allah sebaik pencipta. menunjuukan orang yang ia kehendaki dengan petunjukknya pada sorga kenikmatan, dan menyesatkan orang yang ia kehendaki dari kebaikan dan menjadikannya di neraka jahim. dan saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah maha esa Allah tiada sekutu baginya, raja yang benar yang menjelaskan. dan saya bersaksi bahwa junjugan kita muhammad adalah hambanya dan utusannya , seorang nabi yang terpercaya.
wa ba’du. berkata seorang yang takut dari hari dikumpulkan, makhluk Allah yang paling lemah dan yang paling butuh, yaitu abu ma’syar, saya ketika melihat firman Allah tabaroka wa ta’ala yang menjadikan di langit buruj-buruj al ayah, saya beristikhorah kepada Allah ta’ala untuk menjelaskan watak manusia dari buruj-buruj ini, dan saya menertibkan setiap buruj atas tiga wajah, dan dua belas bait, dan aku ikutkan degan bentuk-bentuk romliyah, dan aku menjadikan muqaddimah kitab ini di sebagian pengetuan ilmu hisab, dan aku akhiri dengan hijab yang tetap untuk kitab ini, maka aku mengatakan dan hanya kepada Allah kebaikan menerima:
Fasal: tentang mengetahui apa yang terjadi dalam tahun taun berdasarkan hitungan tujuh hari
jika awal tahun adalah hari ahad, maka matahari menguasai tahun, ini adalah tanda kemenagan raja dan penguasa, dan sambungnya sebab dengan lainnya, dan bijian sederhana ketika muculnya, dan menetap di atas tanah, dan keluar tanaman dalam keadaan baik, dan banyak sagu di awal, dan perasan manjadi baik di akhir, dan kambing dan bulu menjadi cerah, dan sebagian manusia pindan dari suatu tempat ke tempat lain dengan kesulitan dan penyakit, kemaraunya panas, terjadi kelapangan di desa desa, banyak buah pohon kurma, dan tanaman diberkahi, dan kerajaan di tolong dan diberkahi, wallahu a’lam.
dan jika awal tahun hari senin maka bulan yang menugasai tahun, maka menunjukkan terhadap baiknya para penguasa dan turunnya hujan dan kasih sayang, dan kebaikan tambahan bijian dan tanaman, dan tumbuhnya bijian di kelahiran tahun, dan mahalnya dari kaihula sampa burumudah, dan mahanya minyak dan pakaian di akhir tahun, dan terjadi antra para penguasa perdebatan, syanunya lemas, dan banyak susu, dan terjadi banyak penyakit di akhir tahun. Wallahu A’lam.
jika awal tahun adalah hari selasa, maka marikh yang menguasai tahun, ini menunjukkan terhadap kemenangan raja terhadap seluruh musuh-musuhnya, dan terlaksana perinthnya secara sembunyi atau terang-terangan, dan banyaknya omongan, dan bijian menjadi panjang, dan menyebarnya penyakit di mayoritas daerah, dan dalam tahun itu bergerak penguasa darah, dan terkadang mati sebagian kecil penduduk daerah panas, dan pohon kurma tidak berbuah kecuali sedikit, dan pertumpahan darah, dan gagal sebagian tanaman, dan musuh melarikan diri, dan terjadi sebagian perselisihan di kerajaaan ajam, dan hasil panen mahal di akhir tahun, dan terkadang goncang dan roboh sebagian benteng para musuh.
jika awal tahun adalah hari rabu, maka athorid yang menguasai tahun, ini adalah dalil terhadap keadilan dari raja dan hakim, biji di tahun ini sederhada dan cepat berkurang, dan nampak pembaharuan dan keunikan produk dan alat, dan manusia saling menyayangi, terhusus penduduk kota, dan banyak meninggal dunia para orang tua dan paru baya, gandum menjadi murah, di tahun ini nampak bintang yang menunjukkan terhadap kejelekan, dan banyak buah-buahan dan hasil panen, dan waktu seimbang di musim dingin dan kemarau, dan di tahun ini naik derajat orang orang ajam, dan terkadan sungai menjadi surut. wallahu a’lam.
jika awal tahun hari kamis, maka musytari menguasai tahun, karena itu menunjukkan atas kematian orang oran yang celaka, dan biji menjadi barokah, hewan perasan dan pakaian menjadi mahal, dan angin meniup dengan banyak, dan banyak buruan darat dan lautan, dan nampak kadilan dari raja, dan sebab-sbab menjadi mudah, dan hilang kedzaliman, dan namanam tumbuh, dan murah sagu perasan dan kapas, dan sedikir kurma, dan hati manusia saling menyayangi, orang lemah menjadi kuat, dan sedikit dingin, dan banyak hari hari dubur, wallahu a’lam.
jika awal tahun hari jum’at maka zuhrah menguasai tahun, ini menjadi dalil terhadap lebarnya hati dan saling menyayanginya manusia, terhusus pendduduk kota, dan dikuatkannya raja-raja, dan sederhanya biji, dan pedagang untung dalam hasil, dan keoranaran laki-laki dan perempuan, awal tahun murah, tengah tahun manusia memiliki harapan, dan akhir tahun mahal. dan mungkin di akhir tahun kehancuran. murah makanan dan banyak kebaikan, mendapat petunjuk orang yang mendapat petunjuk pada ta’at. terjadi di tahun itu sedikit pertikaian yang di akhiri ketenangan dan wabah. wallahu a’lam.
jika awal tahun adalah hari sabtu maka zuhal menugasai tahun, ini adalah dalil penguasaan hamba-hamba terhadap romawi, dan banyaknya wabah dan kejelekan, dan kematian guru-guru dan orang-orang sholeh, terjadi di tahun ini berhentinya sebab, dan di tahun itu mati sebagian raja ajam, dan sebagian wanita -wanita yang mengandum keguguran, beserta kematian anak-anak kecil, permulaan tahun kesulitan dan akhirnya kemudahan, bertiup di tahun itu angin kering, dan terkangan raja hitam bergerak dari ruh zuhal. wallahu a’lam.
(peringatan) ulama’ menyebutkan bahwa mengetahui keadaan tahun itu tergantung masuknya bintang zuhan di salah satu empat buruj-buruj yang diketahui manusia sebaigai anasir, bahwa tidak ada seuatau yang keluar dari batasannya, hal tersebut bahwa ketiak awal amsuknya di buruj nar, menunjukkan pada banyaknya panas dan mahal, dan peperangan, dan ketika di buruj turobi maka menunjukkan keketingan, kekuatan dan kemurahan, dan ketika di buruj hawa’i maka menunjukkan pada mumazahah antar manusia, dan nampaknya produk dan sabab, dan banyaknya kebahagiaan dan kesenangan dan kemudahan di segala susuatu yang dibuat menyambung manusia, dan tengah tengahnya musim, panasnya, dinginyya , keringnya, basahnya. dan jika di buruj ma’i maka menunjukkan pada kekeringan yang bersar, dan tumbunyak tanaman dan bijiain yang di berkahi, dan kehidupan yang bain, dan kasih sayang di antara para manusia. wallahu a’lam,
Keterangan hari :
1. Zuhal –hari Sabtu
2. Musytari –hari Kamis
3. Marikh –hari Selasa
4. Syams –hari Minggu
5. Zuhrah –hari Jumat
6. ‘Atharid –hari Rabu
7. Qamar –hari Senin
Rumus Ramalan Nasib
Manusia selalu penasaran dengan apa yang akan terjadi pada masa depan. Segala macam cara dilakukan untuk mengetahui hal tersebut.
Salah satu metode yang digunakan adalah dengan numerologi atau ilmu tentang makna mistis angka dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
Sejumlah orang yakin, dengan menggunakan rumus perhitungan tertentu, tanggal lahir seseorang akan mengungkap jati diri seorang manusia, demikian seperti dikutip dari The Express pada Selasa (23/8/2016).
Hasil perhitungan tersebut akan memberi petunjuk pada seseorang tentang siapa dirinya yang sesungguhnya: kekuatan dan kelemahan, serta apa saja hal-hal yang memberikan pengaruh dalam hidupnya.
Ahli numerologi, Lillian Too, memberikan tekniknya. Jumlahkan angka hari, bulan, dan tahun kelahiran. Lalu persingkat angka hari, bulan, dan tahun menjadi 3 digit tunggal dan jumlahkan semuanya.
Sebagai contoh, jika orang lahir pada 12 Januari 1975. Jumlahkanlah tanggal kelahiran, misalnya 12 menjadi 1+2 supaya mendapatkan angka tunggal, yaitu angka 3.
Kemudian, tentukan angka bulan kelahirannya. Karena Januari adalah bulan pertama dalam kalender 12 bulan, maka angkanya adalah 1.
Lalu jumlahkan tahun kelahiran, misalnya 1+9+7+5 menjadi 22. Angka ini kemudian dijumlah lagi agar mendapat angka tunggal, yaitu 2+2 menjadi 4.
Hasilnya, kita mendapat tiga digit tunggal, yaitu 1, 3, dan 4. Jumlahkan lagi supaya mendapat angka tunggal, yaitu 1+3+4 sehingga menghasilkan angka 8.
Jika hasil penjumlahan 10, maka hapus angka 0 agar mendapat angka tunggal. Namun, seandainya nilai akhirnya 11 atau 22, jangan dipangkas lagi karena ini adalah angka-angka istimewa.
Berikut kaitan angka kelahiran, sifat, dan pekerjaan seseorang:
Angka 1
Angka 1 adalah untuk mereka yang kompetitif dan ambisius. Pemilik angka ini memiliki kualitas kepemimpinan. Kekuasaan dan kesuksesan datang dengan mudah.
Mereka memiliki semangat bebas dan tidak sungkan dengan beberapa hal di depan mereka. Mereka seakan bisa naik ke puncak profesi tanpa bersusah payah. Sebenarnya mereka pekerja keras, tapi mereka membuat segalanya tampak mudah.
Orang ini memiliki motivasi diri, antusiasme, daya cipta, dan kegigihan yang menjadi inspirasi sesama.
Angka 2
Pemilik angka ini paling cocok jika memiliki pasangan. Ketika mereka ada teman bicara dan tempat meminta pendapat, mereka lebih gembira dan efektif.
Para pemilik angka 2 adalah anak buah yang setia, serta lebih baik ketika menjadi pendukung bukannya pemimpin. Mereka seringkali tidak ambisius urusan kesuksesan secara materi.
Mereka berupaya keras untuk mencoba menyenangkan orang-orang tersayang dan hidup untuk orang-orang yang dipedulikannya. Orang ini lembut secara alamiah, penuh imajinasi, dan gemar menolong.
Mereka memiliki dorongan untuk berekspresi dalam bidang kreatif dan seni.
Angka 3
Angka 3 memiliki pendapat tentang segala hal. Mereka menjadi pimpinan otoriter dalam situasi disiplin tinggi semisal ketentaraan, di mana aturan dan rantai komandonya jelas.
Mereka sangat mencintai seni panggung dan bekerja keras untuk meraih penghargaan rekan dan penonton. Jika diberikan ekspresi bebas, mereka dapat meraih sukses besar.
by TaboolaSponsored Links
Kemeruapan Emas. Apakah langkah anda seterusnya?
IC Markets
Cibogo: Harga Untuk Laptop yang Tidak Terjual Mungkin Mengejutkan Anda
Laptop Murah Terbaik
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2 dari 3 halaman
4-7
Angka 4
Orang dengan angka ini peka secara emosional dan cenderung melihat dunia ini selalu indah. Mereka adalah kaum optimistis yang condong melihat kebaikan dalam diri orang lain.
Mereka biasanya lebih bahagia daripada kebanyakan karena tidak membayangkan diri mereka sedang dijahati, dihina, atau dipermainkan orang lain.
Bagi mereka, kebahagiaan adalah meluangkan waktu bersama dengan orang-orang tercinta, melakukan hal yang disukai, atau memanjakan diri. Mereka memiliki potensi bagus dalam sastra dan bisa saja menjadi penulis yang sukses.
Angka 5
Pemilik angka 5 adalah orang yang kuat, seimbang, dan teguh. Mereka bersifat melindungi dan dikenal populer serta mengilhami dan menyemangati orang lain.
Mereka cenderung antusias dengan apa pun yang dilakukan, berpikir secara cepat, dan dapat mengendus gagasan-gagasan cemerlang serta menggali kesempatan.
Mereka sukses dalam bidang-bidang penelitian dan komunikasi, semisal menulis, mengajar, atau naik panggung.
Angka 6
Pemilik angka ini terhitung sebagai orang yang beruntung. Mereka memiliki aura yang menyedot orang mendekati mereka. Mereka menebar kasih dan seringkali dipuji oleh orang-orang sekitarnya.
Orang-orang ini memiliki sifat damai dan tenang, menjadi pendengar yang baik dan dihormati. Mereka bijaksana melebihi usianya, penuh welas asih dan ramah, serta cocok menjadi dokter, perawat, atau konselor.
Angka 7
Ketika masih muda, pemilik angka 7 cenderung bebal, tapi menjadi matang sebagai orang yang analitis dan politis serta cukup cerdik. Mereka seakan tidak pernah lelah dan selalu ingin bergerak.
Pemilik angka 7 memiliki kecerdasan tinggi dengan potensi untuk berpikir mendalam dan kreatif. Mereka jagoan matematika, sehingga cocok bekerja dalam bidang ilmu pengetahuan.
Terjemahan kitab Tauhid Sanusiyah klik dibawah ini : kitab Sanusiyah kitab matan Sanusiyah (arab) Terjemah Tauhid Sanusiyah (Ummul B...