Sabtu, 05 Agustus 2023

kitab Tauhid Sanusiyah

 Terjemahan kitab Tauhid Sanusiyah 





klik  dibawah ini : 

kitab Sanusiyah 

kitab matan Sanusiyah (arab) 



Terjemah Tauhid Sanusiyah (Ummul Barahin) 

kitab: Terjemah Matan Tauhid Aqidah Sanusiyah (Ummul Barahin) Nama kitab asal: Al-Aqidah Al-Shughra Ummul Barahin fi Al-Aqaid 


Nama kitab: Terjemah Matan Tauhid Aqidah Sanusiyah

Nama kitab asal: Al-Aqidah Al-Shughra Ummul Barahin fi Al-Aqaid ( العقيدة الصغرى: أم البراهين) (Induk Bukti dalam Aqidah)

Nama lain kitab kuning: Al-Aqidah Al-Sanusiyah

Penulis: Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al-Sanusi Al-Hasani (wafat. 895 H)

Penerjemah: Adjaz AR

Bidang studi: Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) Asy'ariyah, ilmu kalam, ushuluddin.


Daftar Isi : 

Pengantar Ilmu Tauhid

Hukum Aqli

Sifat Wajib bagi Allah

Sifat Nafsiyah

Sifat Salbiyah

Sifat Ma'ani

Sifat Ma'nawiyah

Sifat Mustahil bagi Allah

Sifat Jaiz bagi Allah

Dalil Sifat Wajib dan Jaiz Allah

Wujud (Ada)

Qidam (Terdahulu Tanpa Permulaan)

Baqa' (Kekal)

Mukhalafatu lil hawadits (Beda dengan makhluq)

Qiyamuhu binafsih (Berdiri Sendiri)

Wahdaniyyah (Esa)

Qudrot (kuasa), Irodat (berkehendak), ‘Ilmu (tahu) dan Hayat (Hidup)

Sama’ (mendengar), Bashor (melihat) dan Kalam (berfirman)

Sifat Jaiz

Sifat Wajib bagi Rasul

Shidhiq (benar)

Amanah (terpercaya)

Tabligh (menyampaikan)

Fathonah (cerdas)

Sifat Mustahil bagi Rasul

Kidzib (bohong)

Khianat

Kitman (menyembunyikan)

Al-Ghoflah (lalai) & ‘Adamul Fathonah (tidak cerdas)

Sifat Jaiz Rasul

Bukti Sifat Wajib dan Jaiz Rasul

Bukti Shidiq

Bukti Amanah dan Tabligh

Bukti Fathonah

Bukti Sifat Jaiz

Makna Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul

Makna Syahadat Tauhid

Makna Syahadat Rasul

Syarat Sahnya Kalimat Syahadat untuk Masuk Islam

Cara Masuk Islam menurut Madzhab Maliki



PENGANTAR PENERJEMAH: ILMU TAUHID


1. Definisinya, secara bahasa adalah Pengetahuan bahwa sesuatu itu satu. Secara syara’ adalah Pengetahuan untuk bisa menguasai penetapan aqidah-aqidah agama, yang didapat dari dalil-dalilnya yang bersifat keyakinan.


2. Obyek kajiannya adalah Dzat Alloh dan Dzat rosul-rosul-Nya (tentang hal-hal yang wajib, mustahil dan jaiz), hal-hal yang mungkin/mumkin sebagai perantara untuk menuju keyakinan adanya pencipta, dan hal-hal yang didengar / sam’iyyat / riwayat-riwayat (tentang keyakinan akan hal-hal itu).


3. Buah hasil ilmu tauhid adalah Ma’rifatulloh (mengetahui Alloh) dengan bukti-bukti pasti, dan beruntung dengan kebahagiaan abadi.


4. Keutamaannya adalah merupakan ilmu syara’ yang paling mulia, karena berhubungan dengan Dzat Alloh dan rosul-rosul-Nya, serta yang bersangkut paut dengan itu semua.


5. Pelopor pembuat ilmu tauhid : Abu Hasan Al-Asy’ariy (Bashroh, 874-935 M) dan Abu Mansur Al-Maturidiy (Samarkand, wafat 944 M).


6. Hukum mempelajarinya : wajib ‘ain bagi setiap orang mukallaf, lelaki maupun perempuan.


7. Masalah-masalahnya : Aturan-aturan atau hukum yang membahas hal-hal yang yang wajib, mustahil dan jaiz. 


3. Jawaz. Jaiz adalah sesuatu yang ada dan tidak adanya, itu sah/benar menurut akal, misal manusia itu bisa berumur 82 tahun, adanya manusia yang umurnya mencapai 82 tahun, atau tidak berumur 82 tahun, itu bisa diterima oleh akal.


فمما يجب لمولانا عز وجل عشرون صفة وهي: الوجود، والقِدم، والبقاء، ومخالفته تعالى للحوادث، وقيامه تعالى بنفسه أي لا يفتقر إلى محلّ ولا مُخصص، والوحدانيه أي لا ثانيَ له في ذاته ولا في صفاته ولا في أفعاله. فهذه ست صفات الأولى نفسية وهي الوجود والخمسة بعده سلبية.


ثم يجب له تعالى سبع صفات تسمى صفاتِ المعاني وهي: القدرة والإرادة المتعلقتان بجميع الممكنات، والعلم المتعلق بجميع الواجبات والجائزات والمستحيلات، والحياة وهي لا تتعلق بشىء، والسمع والبصر المتعلقان بجميع الموجودات، والكلام الذي ليس بحرف ولا صوت ويتعلق بما يتعلق به العلم من المتعلقات.


ثم سبع صفات تسمى صفات معنوية وهي ملازمة للسبع الأولى وهي كونه تعالى قادرا ومريدا وعالما وحيا وسميعا وبصيرا ومتكلما.


SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT


Orang mukallaf secara syara’ wajib mengetahui hal-hal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Alloh dan rosul-rosul-Nya. Termasuk hal yang wajib (pasti) bagi Alloh adalah 20 sifat yang terbagi sebagai berikut :


a. Sifat Nafsiyyah


1. Wujud (ada)


b. Sifat Salbiyyah


2 Qidam (dahulu tanpa permulaan)

3 Baqo’ (kekal abadi)

4 Mukholafatul lil khawadits (berbeda denga makhluq)

5 Qiyamuhu binafsih (berdiri sendiri), tidak membutuhkan tempat dan pembuat (yang mewujudkan)

6 Wahdaniyyah (satu Dzat, sifat dan tindakan-Nya)


c. Sifat Ma’aniy


7. Qudrot (kuasa)

8. Irodah (berkehendak)

Qudroh dan Irodah berta’aluq dengan segala sesuatu yang mungkin adanya (mumkinat)

9. ‘Ilmu (mengetahui)

Berta’aluq dengan segala yang wajib (pasti), jaiz dan mustahil.

10. Hayat (hidup)

Tidak berta’aluq dengan sesuatupun

11. Sama’ (mendengar)

12. Bashor (melihat)

Sama’ dan Bashor berta’aluq dengan segala sesuatu yang ada (maujud)

13. Kalam (berfirman)

Berbicara tanpa dengan huruf dan suara. Kalam berta’aluq dengan segala yang wajib (pasti), jaiz dan mustahil.


Ta’aluq adalah tuntutan sifat terhadap suatu tambahan pada dzat (yang mempunyai sifat itu), sesuai dengan sifat itu. Misal melihat, menuntut adanya barang yang dilihat, nah tuntutan/hubungan antara melihat (sebagai sifat) dengan barang yang dilihat (sebagai tambahan bagi dzat yang melihat), itulah ta’aluq. Berbeda dengan hidup, yang tidak menuntut tambahan lain selain pada dzat yang hidup itu sendiri, sehingga hidup itu tak mempunyai ta’aluq.


d. Sifat Ma’nawiyyah


Merupakan sifat-sifat yang sangat erat hubungannya (mulazimah) dengan tujuh sifat Ma’aniy sebelumnya. Alloh bersifat kuasa (Qudroh), maka keadaan Alloh itu pasti Dzat yang maha berkuasa (Qoodir) dan seterusnya.


14. Adanya Alloh itu Dzat yang berkuasa (Qoodir)

15. Adanya Alloh itu Dzat yang berkehendak (Muriid)

16. Adanya Alloh itu Dzat yang mengetahui (‘Aalim)

17. Adanya Alloh itu Dzat yang hidup (Hayyun)

18. Adanya Alloh itu Dzat yang mendengar (Samii’)

19. Adanya Alloh itu Dzat yang melihat (Bashiir)

20. Adanya Alloh itu Dzat yang berfirman (Mutakallim) 








kitab Bidayatul Hidayah

 Terjemahan kitab Bidayatul Hidayah 


klik link dibawah ini : 

kitab Bidayatul Hidayah 





Kitab Bidayatul Hidayah 


Kitab Bidayatul Hidayah adalah kitab karangan Imam abu Hamid al-Ghazali. Beliau adalah salah satu ulama terkenal yang memiliki gelar Syaikh al Ajal al Imam al Zahid, al Said al Muwafaq Hujjatul Islam. Singkatnya beliau sering disebut dengan sebutan al-Ghazali atau Abu Hamid.

Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-thusi Asy-Syafi’I Al-Ghazal. Secara singkat beliau sering disebut Al-Ghazali. Beliau dilahirkan pada tahun 450H/1058M di Ghazalah sebuah desa pinggiran Kota Thus, Kawasan Kurasan Iran.


Sesuai dengan arti namanya, Bidayatul Hidayah, kitab ini semacam panduan hidup dari permulaan (Bidayah) dan akan berakhir pada Hidayah (petunjuk).dalam kitab ini Imam Al-Ghazali menggariskan amalan-amalan harian yang mesti kita lakukan setiap hari dan adab-adab untuk melaksanakan amal ibadah, supaya ibadah tersebut dapat dilakukan dengan baik, penuh arti dan memberikan kesan yang mendalam. Selain itu, beliau menyebutkan adab-adab pergaulan seseorang dengan tuhan sang pencipta dunia seisinya dan juga pergaulan dengan semua lapisan masyarakat yang ada di sekelilingnya.


Karena itulah, kitab ini berisi pada tiga bagian, yaitu adab tentang taat kepada Alloh, taat meninggalkan maksiat, dan bagian yang terakhir adalah tentang muamalat atau pembahasan tentang adab pergaulan manusia dengan tuhannya dan manusia dengan sesamanya.


Rincian dari tiga bagian itu adalah pembahasan tentang taat, yang diantaranya adalah berisi tentang adab manusia sebagai hamba dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian ini Imam Ghazali memulai pembahasan dengan pasal adab ketika bangun tidur yang mungkin sering dilalaikan oleh manusia. Dan selain itu Imam Ghazali juga membahas tentang adab masuk kamar mandi, adab wudhu, mandi dan tayammum, adab menuju ke masjid, adab dalam pekerjaan setelah mahrib sampai sore, adab membaca sholawat, adab tidur, adab sholat, adab pada hari jumat dan yang terakhir adalah adab puasa. Mungkin pembahsan dalam bagian pertama jarang ada yang mengamalkannya atau menganggap sepele. Namun, pembahsan ini penting untuk manusia dan Imam Ghazali pun menerangan pada bagian ini adab mulai kita bangun tidur sampai tidur kembali.


Bagian kedua, kitab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan maksiat dan tata cara menghindarinya. Yang diantaranya berisi tata cara menjaga anggota badan dari perbuatan maksiat. Seperti, menjaga mata dari hal yang tidak sepatutnya untuk kita lihat, menjaga telinga untuk menghindarkan diri kita untuk mengetahui aib seseorang dari ucapan orang lain, menjaga lisan dari delapan perkara, menjaga perut agar tidak timbul penyakit, menjaga kemaluan dari hal yang telah diharamkan oleh agama Islam, menjaga kedua tangan agar tidak digunakan untuk melukai seseorang dan yang terakhir menjaga kedua kaki agar tidak berjalan dalam kemaksiatan.


Sebagai bagian terakhir, kitab ini membahas tentang adab berinteraksi, baik dengan pencipta maupun dengan sesame makhluk. Seperti adab seorang guru, adab seorang pencari ilmu, adab seorang anak kepada orang tuanya. Pembahsan ini cukup rinci, bahkan ada pembahsan tentang adab bertengkar dengan sesama. Bahkan Imam Ghazali memberikan penjelasan tentang teman yang baik dan hak-hak seorang teman.


Kitab ini telah banyak memberikan faedah dan bimbingan bagi setiap orang yang mentelaahnya dengan niat yang ikhlas untuk mengamalkan isi dan kandungannya. Faedah juga manfaatnya sudah jelas dan tidak dapat diragukan lagi.kitab ini juga sangat fenomenal dan sangat penting untuk dikaji dan dijadikan sebagai rujukan dalam melaksanakan aktifitas syariat ruhaniyah sehari-hari.


Melalui kitab ini, Imam Al-Ghazali memberi bimbingan kepada umat manusia untuk menjadikan manusia yang baik dan utuh menurut pandangan tuhan yang maha Esa maupun pandangan manusia. Karena dalam kitab ini membahas tentang petunjuk-petunjuk dalam melaksanakan ketaatan, menjauhi maksiat serta membasmi penyakit yang terdapat dalam hati, juga mampu membuat manusia senantiasa membersihkan jiwa (Tazkiyat an Nafs) supaya mendapat ridho dari  Allah dan selamat dunia-akhirat.


Kitab ini sangat cocok untuk semua kalangan, baik kalangan awam maupun kalangan terpelajar. Pembahasannya sangat sederhanya dan terkait dengan tata cara manusia hidup dalam setiap harinya. Untuk orang awam tentu saja kitab ini adalah ilmu baru yang bias menjadi panutan mereka pada syariat Alloh. Bagi kaum terpelajar, kitab ini juga layak dibaca sebagai pengingat karena aturan-aturan yang sederhana dalam beragama seringkali dilupakan karena sifat kesederhanaannya.  


Daftar Isi

Kitab Bidayatul Hidayah

Download Terjemah dan Syarah Bidayah

I. Risalah Nasihat

Menasihati Diri

Akidah Seorang Mukmin

II. Permulaan Hidayah

A. Bagian Pertama: Amal-amal Ketaatan

1. Adab Tidur

2. Adab Shalat

3. Adab Menjadi Imam

4. Adab Salat Jum’at

B. Bagian Kedua: Menghindari Maksiat

1. Adab Mata

2. Adab Telinga

3. Adab Lisan

Jaga Lisan dari Delapan Perkara

Bohong

Ingkar Janji

Ghibah (Gosip)

Debat (Jidal wal Munaqasyah)

Menganggap Suci Diri Sendiri

Mencela Ciptaan Allah

Mendoakan Buruk Orang Lain (Menyumpah)

Menghina Orang

4. Adab Perut

5. Adab Kemaluan

6. Adab Tangan

7. Adab Kaki

C. Maksiat Hati

1. Dengki

2. Riya'

3. Ujub, Takabur, Bangga

Hadits tentang Ujub Takabur Bangga

III. Adab (Etika) Bergaul

1. Adab (Etika) Seorang Alim (Guru)

2. Adab (Etika) Seorang Murid

3. Adab (Etika) Anak pada Orang Tua

Jenis Pergaulan Ada tiga

1. Adab Bergaul Dengan Orang Awam (Bodoh)

2. Adab Bergaul dengan Saudara atau Teman

Syarat Bergaul

1. Pintar

2. Akhlak Yang Baik

3. Saleh dan Taat (Bukan Pendosa)

4. Tidak Tamak terhadap Dunia

5. Jujur

Manusia Ada Tiga Jenis

Orang yang Bahagia

Memperhatikan Hak Teman

3. Bergaul Dengan Teman Dekat

Bergaul Dengan Teman Akrab (2) 



Mukadimah


Aku mendengar dari orang yang kupercaya tentang sejarah perjalanan hidup Syaikh al-Imam az-Zahid. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik pada beliau dan memeliharanya dalam menjalankan risalah agamaNya. Sejarah perjalanan hidup beliau memperkuat keinginanku untuk menjadi saudaranya di jalan Allah Swt. karena mengharapkan janji yang diberikan Allah kepada para hamba-Nya yang saling mencinta.


Persaudaraan tidak harus dengan bertemu muka dan berdekatan secara fisik, tapi yang dibutuhkan adalah adanya kedekatan hati dan perkenalan jiwa. Jiwa-jiwa merupakan para prajurit yang tunduk; jika telah saling mengenal, jiwa-jiwa itu pun jinak dan menyatu. Oleh karenanya, aku ikatkan tali persaudaraan dengannya di jalan Allah Swt.. Selain itu, aku harap beliau tidak mengabaikanku dalam doa-doanya ketika sedang berkhalwat serta semoga beliau memintakan kepada Allah agar diperlihatkan kepadaku bahwa yang benar itu benar dan aku diberi kemampuan untuk mengikutinya, dan yang salah itu salah serta aku diberi kemampuan untuk menghindarinya. Kemudian aku dengar beliau memintaku untuk memberikan keterangan berisi petuah dan nasihat serta uraian singkat seputar landasan-landasan akidah yang wajib diyakini oleh seorang mukalaf. 



kitab Tauhid Sanusiyah

 Terjemahan kitab Tauhid Sanusiyah  klik  dibawah ini :  kitab Sanusiyah   kitab matan Sanusiyah (arab)   Terjemah Tauhid Sanusiyah (Ummul B...